Bekal Untuk Di Akhirat



Waktu itu aku ingat saat jam pelajaran terakhir,pelajaran Pendidikan Agama Islam tepatnya. “Beriman Kepada Hari Akhir”, itulah materi yang akan kami pelajari pada hari itu. Awalnya memang menurutku tak ada yang begitu special dari materi yang akan dipelajari pada waktu itu, karena sebelumnya materi itu pernah di pelajari jadi kami seakan hanya mengulang kembali materi itu. Tapi seiring berjalannya waktu, pembahasan mulai menarik perhatianku. “Dalam hidup ini kita harus mempersiapkan diri dan tentunya membekali diri dengan amal dan ibadah untuk bekal hidup di akhirat nanti”. Begitu mendengar pernyataan tersebut, entah dari siapa tepat aku mendengarnya tetapi jelas pernyataan itu terlontar dari salah satu orang diantara kami. Pernyataan tersebut cukup untuk membuatku berpikir. “Apakah aku sudah memiliki cukup bekal  amal dan ibadah, untuk di kehidupan akhirat nanti?”, kata-kata seperti itulah yang mulai terngiang-ngiang di pikiranku dan membuatku terus berpikir tentangnya.

Saat nanti dikehidupan akhirat, kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu dan hal yang kita lakukan. Entah itu sebuah kebaikan, ataupun sebuah keburukan. Dan nanti pula akan tiba saatnya, saat-saat dimana segala dosa dan kesalahan yang kita miliki, dan segala amal dan ibadah yang telah kita lakukan akan ditimbang secara nyata dan adil. Karena kita tahu bahwa Allah SWT merupakan hakim yang paling adil (Surah At-tin Ayat 8), kita tahu bahwa  setiap hasil dari timbangan tersebut pasti mendapat balasannya. Apakah itu hasil yang baik? Ataupun Hasil yang buruk, tentu keduanya akan mendapat balasan dari Allah SWT. Hasil tersebut dapat berupa kenikmatan hidup nanti di akhirat yang tiada bandingannya dari Allah SWT, atas balasan dari segala kebaikan dan amal ibadah di dunia yang telah kita lakukan (Surga). Atau, sebuah siksaan yang begitu perihnya dari Allah SWT yang juga atas balasan dari segala keburukan di dunia yang pernah kita lakukan (Neraka). 

Pertanyaannya adalah, “Apakah kita sudah memiliki cukup bekal, untuk diakhirat nanti?” Itulah pertanyaan yang harus kita jawab dari pembahasan kali ini.

Rutinitas yang sibuk membuat kita terkadang lupa akan amal-amal kecil yang dapat kita lakukan disetiap hari, yang nantinya jika dilakukan secara berkali-kali dan berulang-ulang dapat membawa dan menjadi penuntun kita ke tempat yang selayaknya di akhirat kelak. Tetapi apakah kita selalu melakukan itu?. Bekal untuk diakhirat nanti itu sangat diperlukan oleh kita, dan rutinitas duniawi yang sibuk bukanlah sebuah alasan yang pantas untuk dijadikan sebuah alasan. Dan bahkan tak pantas pula dijadikan sebuah alasan untuk menambah bekal nanti kelak di akhirat!. Mungkin bagi kita seorang muslim, dengan mengaji, bersodaqoh, dan melakukan hal yang mendatangkan pahala, itu sudah termasuk mempunyai bekal bagi kita. Tetapi apakah bekal pahala yang kita miliki itu seimbang dengan segala kesalahan dan dosa yang kita miliki dan perbuat sebelumnya. “Dosa kecil adalah dosa yang tidak terasa dampaknya.” Pernyataan tersebut sangat saya tidak setujui, karna sesungguhnya semua dosa yang kita perbuat tidak terasa dampaknya “Didunia”. Karna dampak yang sesungguhnya adalah balasan dari Allah SWT diakhirat nanti, kecil ataupun besar dosa serta kesalahan tersebut pasti mendapat balasannya. 
Disini kita sebagai seorang muslimin/muslimah yang baik, harus pula mempunyai sebuah rencana bahkan program kehidupan untuk menyongsong kehidupan di akhirat nanti. Kita tidak pernah tahu, seberapa besarkah dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat ataupun sama seperti amal kebaikan yang pernah kita lakukan. Apakah seimbang? Apakah salah satu dari itu lebih besar dan lebih kecil timbangannya? Kita semua tidak pernah ada yang tahu kecuali Allah SWT, sebelum waktu yang di tentukan oleh Allah SWT, baru kita mengetahuinya. Lalu apakah kita akan hanya diam berpuas diri dengan segala kebaikan dan amal yang kita miliki “yang menurut kita” pula telah cukup?. Jika jawaban itu “Iya”, itu adalah sebuah kesalahan yang besar. Tak ada yang tahu, apakah segala perbuatan yang kita lakukan selama hidup ini masuk dalam golongan sebuah kebaikan ataupun keburukan, kecuali Allah SWT. Lantas, apa yang harus kita lakukan, jika kita sendiri tidak tau menau apakah selama ini segala perbuatan yang telah kita lakukan, benar ataupun salah?. Jika anda berpikiran seperti itu, buanglah jauh-jauh pikiran itu. 


Kita harus Cerdas, kita mempunyai junjungan alam yaitu Nabi Besar Muhammad SAW serta memiliki nabi-nabi yang lain. Serta kita memiliki Kitab Suci Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup bagi kita para muslimin dan muslimah, bahkan pula bagi seluruh umat manusia karna berisi pedoman hidup yang benar dan tidak bertentangan serta keaslian maknanya tersebut terbukti secara nyata. Maka selayaknya pula kita sebagai seorang muslim, mengaplikasikan kandungan dari isi Al-Qur’an yang dapat diaplikasikan dikehidupan untuk selalu di aplikasikan dikehidupan kita bersama. Serta pula, segala perilaku baik dan teladan dari Para Nabi pun selayaknya untuk kita ikuti karena kita tahu bahwa Nabi adalah orang-orang pilihan terbaik dari dari Allah SWT, maka selayaknya kita mengikuti segala perbuatan dan perilaku terpuji dari mereka. Itulah pedoman kita dalam kehidupan ini, semua itu merupakan pedoman kita untuk “membekali” diri dengan amal dan ibadah, untuk kelak dikehidupan akhirat nanti. 

Seorang muslimin dan muslimah yang memiliki pekerjaan, selayaknya untuk terus-menerus beramal sholeh dan berbuat kebaikan disela-sela rutinita dan kesibukan kerjanya (karna dengan mengatur waktu dengan bijak kita akan mendapatkan hasil dari usaha kita itu) yang nantinya akan mendatangkan pahala dan bisa menjadi “tabungan” untuk diakhirat kelak. Begitu juga seorang pelajar, dikala kesibukan mencari ilmu, kita (Karena saya seorang pelajar) pula harus bisa bersama dalam mengatur waktu kita dalam berbanyaklah untuk berbuat amal dan kebaikan. Serta pula bagi seluruh muslimin dan muslimah, ayo kita atur kembali waktu dari 24 jam yang diberikan oleh Allah kepada kita dalam sehari, untuk mengaturnya dengan sebaik mungkin dan didalamnya isilah dengan segala amal ibadah dan kebaikan yang dapat menjadi “tabungan” kita nanti untuk diakhirat kelak. Jangan jadikan hal itu menjadi sebuat hal yang berat, karna jika ada kemauan makan jalan dari kemauan itu pasti selalu ada. Dan tak kalah pentingnya pula diakhir tulisan ini, mari kita sedikit demi sedikit memperbaiki akhlak kita, introspeksi diri apa yang sekiranya buruk didalam diri kita dan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan yang akan mendatangkan pahala  dan dengan begitu pula kita mengurangi kesalahan dan dosa yang akan datang di saat waktu-waktu yang akan datang.

Comments

  1. Sebuah langkah awal yang bagus, teruslah menulis dan nanti kamu Kan mengetshui siapa dirimu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku dan Spongebob

Kumpulan Kata Mutiara Unik dan Menarik #Part1

Pelajar Yang Berniaga